Selalu Ada Cara Untuk Berbakti Kepada Orang Tua Walaupun Mereka Telah Tiada

Sejak meninggalnya papa tahun 2011, disusul mama tahun lalu (2016) membuat saya merasa sedikit kesepian, rasanya kayak nggak ada tempat untuk bernaung karena para pewaris gen telah lebih dulu pergi. Kendati begitu, saya tau kalau saya nggak sendirian, masih ada adik kaka, suami dan anak tercinta juga para sanak saudara. Hanya saja, rasanya belum cukup banyak (dan nggak akan pernah cukup) saya berbakti dan membahagiakan orang tua, kemudian mereka pergi secepat ini dan tak akan pernah kembali.

Ada rasa kehilangan, apalagi saya tergolong orang yang istilahnya baru memulai hidup (baru menikah, punya anak). Saya merindukan nasihat dan teladan mereka atau sekedar tips-tips berumah tangga atau masak ayam goreng yang enak. Saya menyadari kalau saya sudah cukup dewasa menentukan pilihan hidup sendiri, tapi ketika dihadapkan pada suatu pilihan besar, kadang saya merindukan kehadiran dan keterlibatan orang tua. Rasanya ingin bertanya pendapat mama papa, sebaiknya bagaimana? Tapi itu tidak dapat saya lakukan lagi, lalu saya berharap mereka hadir dalam mimpi dan saya bisa menanyakan apapun yang saya inginkan.

Kemudian saya bangun, dan menyadari bahwa mereka sungguh-sungguh tidak ada. Siapa lagi yang harus saya bahagiakan? dimana tempat untuk berbakti? tentu jawabannya banyak. Sebagai istri, saya harus berbakti kepada suami, sedangkan sebagai ibu, siapa lagi di dunia ini yang paling ingin saya bahagiakan kalau bukan anak sendiri. Jawabannya: Banyak tempat untuk berbagi kebahagiaan, hanya saja (lagi-lagi) sang pewaris gen terbesar sudah tiada.

Sebagai orang yang beriman walau masih banyak dosa dan celah, saya percaya bahwa ada yang masih bisa saya lakukan untuk terus berbakti kepada orang tua meskipun mereka telah tiada. Inilah yang bisa kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua yang telah tiada :

Mendoakan

Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim, no. 1631)

Meskipun banyak celah dan khilaf, semoga Allah menempatkan saya berada dalam ciri-ciri anak yang solehah, semoga doa-doa yang saya kirimkan diterima oleh orang tua saya di alam sana. Dalam hadis juga disebutkan bahwa anak yang meminta ampun atas dosa-dosa orang tuanya juga dapat meringankan beban orang tua kita di alam sana. Amiiiin Ya Rabbal Alamin.

Bersilaturahmi

“Bentuk kebaktian kepada orang tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya, setelah ayahnya meninggal.” (HR. Muslim no. 2552)

Saya sadar betul bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain, oleh karenanya bersilaturahmi itu adalah kebutuhan bagi umat manusia. Kaitannya dengan berbakti kepada orang tua adalah agar hubungan dengan keluarga dan kerabat daripada ibu bapak terjaga, tidak pudar. Ini juga menunjukan bahwa kita peduli dengan keadaan mereka dan tidak serta merta melupakannya selepas kedua orang tua meninggal.

Tak dipungkiri kadang untuk mendatangi keluarga jauh atau sekedar bersilaturahmi ke kerabat orang tua merupakan hal yang susah-susah gampang, jika tanpa kehadiran orang tua. Jangankan silaturahmi ke temannya orang tua, silaturahmi ke teman kuliah / SMA aja jarang-jarang.

Paling kalau sama tetangga mah silaturahmi-nya waktu ngumpul di tukang sayur. hehehe. Luar biasanya ya ‘the power of tukang sayur’ bisa mempererat tali silaturahmi antara ibu-ibu komplek, hehe. Kadang untuk bersilaturahmi juga harus menunggu moment tertentu, misal moment lebaran.

Kalau saya merasa terbantu sekali dengan diadakannya arisan. Nggak ada ruginya kok ikut arisan keluarga atau arisan dengan tetangga. Jujur, kalau nggak ada arisan, saya pun binggung bagaimana bersilaturahmi dengan teman-teman mama, akhirnya saya melanjutkan arisan yang diikutkan mama, yang kebanyakan anggotanya ibu-ibu seumur mama, saya paling muda sendiri, hehe tapi tak mengapa karena dengan begitu saya bisa merasakan keberadaan mama, sekalian silaturami juga dengan ibu-ibu tetangga.

Sekarang saya ikut 3 arisan, yaitu arisan dengan keluarga mama, arisan tetangga (dengan ibu-ibu kawan mama) dan arisan dengan keluarga papa (kalau ini banyak yang seumuran, soalnya selain om dan tante banyak juga sepupu-sepupu yang ikut). Saya ikut arisan hanya untuk bisa bersilaturahmi, nabungnya sih bonus. Jadi, bikinlah arisan biar tali silaturahmi terjaga.

Berbuat Baik

Allah Maha Tahu, tak ada satupun yang luput dariNya. Saya selalu menganggap sekecil apapun berbuat baik itu adalah ibadah. Ibadah bukan hanya solat ataupun puasa saja, tapi bekerja dari hati pun termasuk ibadah ; menyenangkan hati orang ; memperlakukan orang dengan sebaik-baiknya ; atau bahkan mengasuh anak sendiri. Semoga hal-hal baik yang saya lakukan bisa saya persembahkan untuk orang tua saya di alam sana.

Selain itu jangan lupa bersedekah atas nama Almarhum, membayar hutang-hutang, dan nazar-nya. Sesekali kunjungi makamnya. Biar inget juga sama rumah masa depan. Dengan mengunjungi makan kita jadi diingatkan kalau suatu saat kita pasti akan kesana, menyusul mereka yang lebih dulu pergi.

Mungkin cara berbakti yang saya lakukan belum sempurna atau belum sesuai benar dengan aturan dan hadis. Tapi kira-kira inilah yang saya yakini dan bisa saya lakukan untuk terus berbakti kepada kedua orang tua walaupun mereka sudah tiada. Inilah yang bisa saya lakukan untuk menebus dosa-dosan saya kepada orang tua.

Untuk teman-teman yang orang tuanya masih hidup, banyak-banyaklah membuat mereka bahagia. Sayangilah mereka selagi kita bisa. Terlepas dari apakah orang tua masih hidup atau sudah tiada, selalu ada alasan dan cara untuk berbakti kepada mereka. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dan kedua orang tua kita dari siksa kubur. Amiiin.
Wah tumben nih kata-kata saya menyejukan ya, hehhe.
Akhir kata Selamat menunaikan Ibadah Puasa. 🙂

 

Salam,
Seorang anak yang selalu merindukan orang tuanya. I miss you ma, pa, sampai jumpa lagi di kehidupan yang lain.

Mama papa udah bersatu di alam sana. Seperti di gambar ini, saya membayangkan disana mama papa sedang happy-happy, mereka berdua lagi karaoke bareng. 😀 Terimakasih mama papa 🙂 I love you. Sampai jumpa lagi.

Comments

8 responses to “Selalu Ada Cara Untuk Berbakti Kepada Orang Tua Walaupun Mereka Telah Tiada”

  1. kisahnya mtivasi sekali

  2. bener-bener ceritanya bikin motivasi

    1. semoga termotivasi untuk terus berbakti sama orangtua 🙂

  3. fotonya kenang-kenangan

    1. iya, foto mama papa jaman dahulu kala 😀

  4. Kok akuvsedih ya bacanya :(. Lgs keinget ortuku jg mba.. 2-2 nya msh ada sih, tp jauh di medan sementara aku di jkt. Makanya kdg sering kangen pgn ketemu..

    1. Aku pun sambil nulis kebayang alm.mama dan papa terus mbak, rasanya pingin meluk mereka. Konon katanya cara terbaik memeluk orang yang sedang jauh dari kita yaitu dengan mendoakannya, mbak 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *