13 Reasons Why : Sebuah Series Remaja yang Kelam, tapi Ada Manisnya

Dua minggu setelah Hannah Baker (Katherine Langford) dipastikan meninggal karena bunuh diri, Clay Jensen (Dylan Minnitte), sahabat Hannah, menemukan kotak misterius berisi 7 kaset dengan 13 side, di depan pintu rumahnya. Ia terkejut begitu mendengar suara Hannah di kaset tersebut, Clay semakin terkejut ketika Hannah mengatakan bahwa “If you’re listening to this tape, you’re one of the reasons why” yang artinya “Jika kamu mendengarkan tape ini, berarti kamu salah satu alasannya”, yang mana alasan Hannah Baker mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. 

Karakter yang ada di tapes, minus Tony Padilla

Serial 13 Reasons Why menceritakan alasan-alasan dibalik kematian bunuh diri seorang remaja Senior High bernama Hannah Baker. Melalui kaset berjumlah 13 side, Hannah, dengan suaranya sendiri, curhat mengenai hidupnya, khususnya alasan mengapa ia memutuskan bunuh diri. 

Meskipun pada awal kemunculannya sempat menimbulkan kontroversi karena mempertontonkan kisah bunuh diri seseorang remaja, hingga adegan pemerkosaan, namun rupanya serial remaja Netflix ini bisa bertahan hingga season ke-3 lho. Sebelumnya kita review dulu season pertamanya yah.

Review 

13 Reasons Why diangkat dari novel best selling karya Jay Asher dan diproduseri (salah satunya) oleh Selena Gomez. Konon, tadinya mbak Selena yang mau memerankan Hannah Baker, tapi nggak jadi, dipilihlah Katherine Langford sebagai Hannah dan saya setuju banget. Meskipun belum banyak memiliki pengalaman ber-acting namun Katherine Langford memerankan karakter Hannah Baker dengan apik. Cantik banget mbak’e, agak mirip Adele, mukanya bercahaya gitu, trus ia punya mata dan kelopak mata yang indah, badannya agak gempal, pipinya chubby merona, and that makes her perfect. 

Dylan Minnitte, Selena Gomez dan Katherine Langford

Yang membuat 13 Reasons Why menarik untuk diikuti karena tidak hanya menampilkan flashback kisah seorang Hanna Baker begitu saja, tapi juga menyertakan narasi dari Hannah yang mengiringi di banyak scene-nya, khususnya scene dimana Clay mendengarkan kaset dan membayangkan hal-hal yang Hannah lalui ketika masih hidup. 

Konsep mengenai si korban yang merekam suara di kaset ini membuat plot 13 Reasons Why menjadi lebih make senses, lebih dari itu juga sangat efektif mendekatkan penonton. Hanya saja, sangat disayangkan bahwa semakin kita dekat dengan karakter Hannah, semakin kita ikut menyesali bahwa Hannah memutuskan menyerah dan mengakhiri hidupnya.  There’s no way Hannah’s still alive. Hannah sudah tidak hidup di dunia yang sama lagi dengan Clay, Zack dan karakter lainnya yang masih melanjutkan kisahnya (tuh kan malah baper karena pemeran utamanya mati). 

So glad you’re still listening, are you having fun? you must be wondering who’s next and why, is it you? what did you do? how do you end up on these tapes? maybe you did something cruel or maybe you just watched it happen. maybe you didn’t realize you were being cruel. Maybe you didn’t do anything at all. And maybe you should have. Too late. I think I know exacly what you did. And after these tapes you’ll never forget it, I know I won’t….umm by the way I’m still dead.

– Narasi Hannah S1, Eps.1

Meskipun alurnya campuran, alias maju-mundur, tapi tidak terlalu membinggungkan kok karena ada perubahan tone warna pada visualnya. Jadi, ketika flashback, tone warnanya berubah menjadi lebih hangat atau kuning glowing, sedangkan ketika kembali ke momen yang sedang berlangsung, tone-nya menjadi kebiruan atau lebih suram.  

Kalau masih binggung juga lihat saja lukanya si Clay di kepalanya, kalau nggak ada lukanya berarti lagi flashback. Untung di episode awal, Clay dibikin jatuh dari sepeda gegara nyetir sepeda sambil dengerin curhatan Hannah di walkman. Ya jelas aja si Clay jadi nggak fokus dan gelinding, dia masih nggak percaya that he could be the person who ruined Hannah’s life
Menurut saya, narasinya Hannah deep dan ‘dapet’ banget, ditambah dengan pengambilan dan pemilihan scene yang representatif, tidak melulu terang-terangan mendeskripsikan aktivitas para karakter, tetapi juga tersirat, dan diantaranya satir.

Backsound -nya oke, terdengar sangat mendukung scene. Intinya, narasi, scene, dan scoring-nya saling mendukung lah.  Hal-hal yang seperti itu bikin kita sebagai penonton merasa nyaman saat menonton apalagi nontonnya di handphone hehe, jadi nggak mau beranjak, maunya melanjutkan sampai akhir. Soundtracknya juga bagus-bagus, yang saya suka diantaranya, ‘The Night We Met’ sama ‘A 1000 Times’. Lagu-laguya memilki kesannya mencekam, tapi tetep romantis, hehe. 

Karakter – Spoiler Alert 

Selain merasa terbawa dengan narasinya Hannah yang deep, berserta dengan konfliknya. Acting-nya Dylan juga sangat berhasil memerankan Clay, seorang cowok baik-baik yang pendiam, pemerhati dan perhatian. Selain menjadi teman sekolah Hannah, Clay juga bekerja part time bersama Hanna di Crestmont movie theater, ia seorang sahabat, juga ttm (teman tapi mesra)-nya Hannah. Oleh karena itu, Clay sangat terpukul dan menjadi sangat terobsesi ingin mencari tau penyebab yang mendorong Hannah melakukan tindakan bunuh diri. 

Ekspresi bengong-nya Clay natural banget. Dia acting sebagai orang yang sangat terpukul sampai tidak tau harus bereaksi apa. Terlebih setelah mendengar pengakuan Hannah di tapes, ia semakin meratapi dirinya sendiri, bagaimana ia bisa melanjutkan hidup dengan semua kenyataan pahit itu. Parahnya, sudah telat bagi Clay untuk menyelamatkan Hannah. 

Jadi, dalam 13 tapes di 13 Reasons Why, setiap tape-nya menceritakan masing-masing karakter yang mendorong Hannah mengakhiri hidupnya. Beberapa diantaranya, yaitu Jessica (Alisha Boe), Justin Foley (Brandon Flynn), Alex Standal (Miles Heizel), Zach Dampsey (Ross Butler), Bryce Walker (Justin Prentice) dan lainnya. 

Jessica dan Alex merupakan mantan sahabat Hannah. Mereka dipertemukan lantaran sama-sama murid baru di Liberty High School. Suatu hari, Hannah menemukan kalau Jessica dan Alex menjalin hubungan romantis dan persahabatan mereka pun merenggang. Kejadian lainnya yang membuat persahabatan mereka bubar ialah ketika Alex memfitnah Hannah. Kejadian ini membuat Jessica semakin menjauhi Hannah. Setelah kepergian Hannah, Jessica menjadi seorang yang insecure. Dalam tapes-nya, Hannah juga menceritakan kejadian pahit yang menimpa Jessica. Hal ini yang membuat Jessica terpukul dan berusaha mengelak agar bisa melanjutkan hidupnya.

Hannah dan Jessica

Sementara itu, Justin memilki kehidupan yang semakin kacau, ia dihinggapi perasaan bersalah, bukan hanya karena kejadian yang menimpa Hannah, tapi juga dengan kejadian yang menimpa Jessica dan pengaruh obat-obatan terlarang. 

Ada juga Zach, memiliki paras Asia yang cukup keren, tubuhnya tinggi dan tipe cowok beken di Liberty High. Di season ke-2 dan ke-3, Zach menjadi salah satu karakter fav saya, hehhe. Sebenarnya Zach ini anak baik-baik seperti Clay, hanya saja circle-nya membuat Zach jadi terkesan anak badung. Apalagi ia berteman dengan Bryce Walker, ketua baseball tipe anak beken yang tajir dan bisa berbuat semaunya. Pada season pertama diceritakan bahwa Zach sempat menaruh hati pada Hannah, begitu pula sebaliknya. Namun tak bertahan lama karena satu dan lain hal. 

Zach dan Justin

Memang sih 13 Reasons Why sebuah kisah yang kelam untuk diceritakan. Meskipun begitu banyak pula hal manis yang diceritakan di film ini mengenai kehidupan remaja. Istilahnya, beautifully tragic

Hari Pencegahan Bunuh Diri

Mengingat, pada tanggal 10 September merupakan hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Ini menandakan bahwa rupanya tidak sedikit dari mereka yang kehilangan semangat atau stres sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Oleh karenanya, penting untuk mensosialisasikan kampanye-kampanye yang berhubungan dengan pencegahan bunuh diri. 

Secara terang-terangan, serial 13 Reasons Why ingin membuka mata kita mengenai konflik remaja yang melibatkan kekerasan, pelecehan seksual, penggunaan zat terlarang, dan bully / perundungan, bunuh diri dan lainnya. Mengajak untuk merangkul mereka yang menjadi korban bully, pelecehan dan lain sebagainya. Sebaliknya, jika kita menjadi korban, jangan sungkan untuk mencari pertolongan dan berbicara dengan orang yang kita percayai. Jadilah peduli pada sekitar. 

sumber : tumbler

SEASON 2

Berlanjut ke season ke-2. Cerita dikit yak.

Olivia Baker (Kate Walsh), Ibu Hannah, tidak terima begitu saja atas kematian anaknya. Meskipun kematian Hannah diketahui karena bunuh diri, namun ia meyakini bahwa ada faktor lain yang mendorong Hannah untuk bunuh diri. Oleh karenanya, ia menutut keadilan untuk Hannah dan mengusut kasus ini hingga ke pengadilan. 

Kalau season pertama diceritakan dari sudut pandang Hannah, di season ke-2 ini diceritakan dari sudut pandang masing-masing karakter yang disebutkan di dalam tapes. Setiap karakter memberikan kesaksian hubungan mereka dengan Hannah ketika masih hidup, juga fakta-fakta lain yang ada dibaliknya. Dengan adanya berbagai sudut pandang dari saksi membuat tidak semua hal yang dikatakan Hannah dalam tapes-nya menjadi benar. 

Selain itu, kemunculan bukti berupa foto-foto polaroid membuat Clay dan kawan-kawan semakin terdorong dalam mengungkap kasus pemerkosaan yang dialami Hannah, Jessica, juga perempuan lain di Liberty High School.

Season 2 diakhiri dengan melepas kepergian Hannah Baker. Satu hal yang saya suka dari 13 Reasons Why musim ke-2, yaitu memang sih mereka dipersatukan oleh kejadian pahit yang membuat nama mereka ada di list orang-orang yang menyakiti Hannah. Namun setelah mereka melewati serangkaian peristiwa, mereka menjadi sangat solid (dalam hal positif). Yang tadinya saling membenci, kemudian bisa saling menjaga dan mendukung. Mengenang Hannah dengan hal manis, bukan kisah tragis-nya.

Meskipun begitu, sewaktu saya menonton ini beberapa bulan lalu, saya yakin sekali kalau season ke-2 ini belom kelar karena masih menyisakan peristiwa dendam Tyler. Benar saja dong, hal ini akan dibereskan di season ke-3.

SEASON 3 

Berlanjut ke musim 3, tanpa saya sadari ternyata saya cukup mengikuti serial ini ya, hehe. Suka banget sih nggak juga, hanya saja ada sesuatu yang bikin saya pingin tau kelanjutannya, tentang bagaimana sebuah kisah tragedi dituangkan dalam film. remaja

Setelah rilis pada bulan Agustus 2019 lalu, langsung deh saya tonton serial ini dalam 3 hari. Meskipun dicicil, ini termasuk cepet sih, tadinya mau saya habisin sehari semalam, (trus siape yang ngurusin anak-anak gueee, haha maklum ibu menyusui kerjaanya ngurus anak sama nonton netflix muluk, hihi). 

Tema musim ke-3 ini ‘Who Killed Bryce Walker’, yup jadi ceritanya tentang mencari kebenaran akan kematian Bryce Walker. Bryce Walker merupakan salah satu alasan kuat mengapa Hannah mengakhiri hidupnya. Byrce pun dijatuhi hukuman dan dipenjara selama beberapa bulan. Namun banyak yang kecewa karena Bryce tidak memperoleh hukuman yang berat, disebabkan bukti-bukti tidak kuat, Bryce pun kembali melanjutkan hidupnya. Tak lama, ia ditemukan meninggal. 

Dalam musim ke-3 muncul pula karakter baru bernama Ani yang merupakan anak baru di Liberty High. Tidak hanya berperan sebagai pemeran pendukung, Ani menjadi salah satu pemeran penting. Selain memberikan narasi dalam menceritakan momen flashback (double flashback), adanya karakter Ani menjadi benang merah karena memiliki keterkaitan dengan berbagai karakter yang memiliki motif.

Meskipun tidak lebih menarik dari musim pertamanya, namun yang saya cukup respect dari 13 Reasons Why season 3 ini karena adanya aksi nyata mengenai pencegahan bunuh diri. Kalau sebelumnya mereka tidak cukup aware dengan sikap Hannah yang rapuh dan hancur, di musim ke 3 ini mereka berusaha untuk dengan saling menjaga satu-sama lain dan melindungi mereka yang dendam karena sakit hati, hingga kehilangan semangat hidup (part-nya Tyler).

Selain itu yang saya respect juga karena menceritakan bagaimana seorang bisa bangkit lagi dan settle setelah melewati masa kelam. Diceritakan pula sisi humanis dari Bryce Walker, bahwa meskipun sebelumnya ia sangat berengsek, namun ia tetap seorang manusia biasa yang sedang berusaha untuk menjadi lebih baik. Salah satu scene yang membuat saya sedikit berempati dengan Bryce ialah ketika ia melakukan yoga dengan ibunya, disitu ia menumpahkan segala penyesalannya kepada sang ibu. One of the emotional scene.

Season ke-3 diakhiri dengan ditutupnya kasus pencarian pelaku pembunuhan Bryce Walker. Akan tetapi masih saja ada part yang ‘gantung’ alias kesannya belum kelar. Saya kasih tau aja ya. Menurut saya part yang masih mengganjal, yaitu part di mana partner-nya Monty merasa bahwa tidak adil untuk menyalahkan Monty akan kejadian yang tidak sepenuhnya benar.

Saya juga sebagai penonton bertanya-tanya, apa fair ya ending-nya dibuat kayak gitu (bikin penasaran kalian yang belom nonton, hihihi). Meskipun saya juga berada di team temen-temennya Clay dan rasanya udah cukup (harusnya disudahi saya, ditutup gitu, namun rupanya season 3 ini menyisakan sedikit perkara). Rasanya nggak mungkin dibiarin gitu aja, pasti ada alasannya ending-nya dibikin gitu. Nggak kebayang sih kelanjutannya dibikin kayak gimana. hmmmmm. Menurut kalian yang udah nonton gimana gaess??


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *