Mary Poppins dan Keajaiban Masa Kecil

Pagi ini saya terbangun seperti biasa, bukannya bergegas terlibat dengan kesibukkan di pagi hari, seperti memandikan anak dan membuat sarapan, saya malah duduk di depan tv dan memencet tombol remot tv sekenanya tanpa tau apa yang sebenarnya ingin saya tonton. Kemudian mata saya tertuju pada satu film yang belum sempat saya tonton di bioskop tahun lalu, Mary Poppins. 

Siapa yang sangka menonton Mary Poppins dapat sedikit mengobati hati yang sedang muram.

Mary Poppins diceritakan sebagai seorang pengasuh anak-anak keluarga Banks. Entah berasal dari mana namun yang kita tau Mary Poppins turun ke bumi menggunakan payung ajaibnya. Kehadirannya membawa petualangan, kehangatan dan keajaiban bagi anak-anak keluarga Banks, Michael Banks dan Jane Banks.

Selang beberapa tahun, Michael dan Jane telah dewasa, Mary Poppins yang diperankan oleh Emily Blunt hadir kembali untuk mengasuh anak-anak dari Michael Banks. Menurut saya, penampilan Emily Blunt sebagai Mary Poppins sama memukaunya dengan pemainnya yang terdahulu, Julie Andrews. 

Anak-anak keluarga Banks, Jane Banks, Ellen, Jack dan Mary Poppins. Image: westjetmagazine.com

Sebagai sosok pengasuh, Mary Poppins dengan gaya yang elegan memiliki cara-cara tersendiri untuk membuat anak-anak Banks menjadi anak yang baik, tanpa lupa bersenang-senang. Setelah saya tela’ah, sosok Mary Poppins tidak hanya diciptakan untuk mendidik dan mengasuh anak-anak, tapi juga hadir untuk orang dewasa, khususnya bagi mereka yang memiliki masalah agar menemukan cahayanya kembali. Makanya sewaktu saya nonton Mary Poppins, saya merasa relate, soalnya hati saya sedang muram.

Mary Poppins dengan dunianya yang bewarna membuat hati juga lebih bewarna. Penonton diajak berfantasi sejenak. Nggak salah kan kalau sesekali ingin melarikan diri dari kehidupan orang dewasa?

Mengenang Masa Kecil

Dalam perjalanan saya menjadi orang dewasa, sedikit sekali moment yang saya lewati bersama kedua orang tua, bahkan papa meninggal sebelum saya berani menyatakan diri jadi perempuan dewasa. Mary Poppins membuat saya mengingat kembali masa kecil dimana – hidupku amatlah senang, senang dipangku-dipangku dipeluknya. (kalimat yang harusnya dibaca sambil dinyanyikan)

Setiap kali rindu orang tua, saya kembali mengenang masa kecil karena itu adalah masa-masa yang indah, dimana belum banyak terbebani masalah kehidupan dan belum banyak kehilangan. 

Mary Poppins membawa keajaiban dan kegirangan masa kecil. 
Saya rindu cekikikan ala-ala bocah ompong.
Rindu bertindak spontan dan tidak terlalu khawatir dengan apa yang terjadi esok, juga tidak memikirkan apa kata orang.
Sesederhana memasak tanpa resep atau berpergian tanpa memikirkan nanti tidur dan mandi dimana.
Sesederhana terpesona melihat langit biru dan tak ingin beranjak.

Saya suka saat Mary Poppins mulai bernyanyi dan mengajak anak-anak berdansa mengiringi. Melalui lagu dan tarian, ia pun menyampaikan kata-kata wisdom-nya.

Kemudian anak-anak Banks merindukan ibunya yang telah tiada.
Kalian tak bisa kehilangan sesuatu yang tak pernah hilang.
Mungkin ada di bulan atau di suatu tempat yang baru.
Mungkin semua yang hilang hidup dalam dirimu.
Saat kau membutuhkan sentuhan dan tatapan matanya, ‘pergi namun tidak dilupakan’ adalah ungkapan yang sempurna 

Sepertinya Mary Poppins benar-benar melaksanakan tugasnya. Ia membantu jiwa-jiwa yang tersesat agar menemukan cahayanya kembali.  Sebagai orang dewasa, saya berharap tidak lupa caranya bersenang-senang seperti anak-anak. 

Tidak seperti mama-papa yang terlalu cepat meninggalkan dunia ini, saya berharap semoga saya dan suami panjang umur, supaya bisa mendidik dan melihat anak-anak saya tumbuh dewasa, tak lupa juga bersenang-senang dengan mereka. 

PS. 
Sebenarnya ini lebih tepat dibilang surat rindu untuk mama-papa, juga ibu Els yang beberapa hari lalu telah berpulang. Rasanya sudah lama nggak disayang-sayang, dimanja-manja, dan dibangga-bangga sama orang tua sendiri.
Kalau bukan orang tua sendiri siapa lagi hayo? siapa lagi yang masih tetap bangga sama kita meskipun kita jadi orang biasa-biasa saja di dunia ini? siapa lagi yang bikin seorang anak merasa spesial meskipun nggak pernah menang lomba apapun? kalau bukan orang tua sendiri. 

Mungkin kesempatan itu sudah habis buat saya, sekarang waktunya saya sayang-sayang anak. 
Terima kasih atas masa-masa indah dulu ma, pa, bu. Sampai jumpa lagi di kehidupan lain. 


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *