Jahit…jahit…jahitttt muluuk!!
Gak jahit mulu deng…jahit…ngurus anak…jahit…ngurus anak..jahit!!! Ya gitu deh kerjaan ibu-ibu 😀
Beberapa minggu ini saya memang sedikit obsessed sama kegiatan menjahit. Dan saya akui ada beberapa hal yang gak sempet saya lakukan gara-gara keasikan menjahit, ada baiknya, ada (sedikit) gak baiknya sih. Gara-gara asik menjahit, saya jadi lupa sama tugas saya untuk menambah konten blog tiap bulannya, jadilah blog ini sedikit lumutan. Disela-sela menjahit dan momong anak, bisa selesein kerjaan freelance aja udah alhamdulilah.. Huhuhu maap ya blog!! Tapi di satu sisi kemampuan menjahit saya semakin terasah. Good for mee!!
Menjahit memang bukan hal baru bagi saya, sejak duduk di bangku TK, saya sudah terbiasa melihat ibu menjahit, suara annoying mesin jahit pun bukan hal asing di kuping saya, hahaha. Sayangnya, dulu saya gak sungguh-sungguh dalam kegiatan jahit-menjahit, sebatas pernah coba saja, beda sama ibu yang hobi banget menjahit.
Sedikit flashback, saya masih ingat bagaimana dulu ibu cinta banget sama kain gombal. Beberapa kali ibu dapat kiriman kain gombal /perca berkarung-karung entah dari adiknya yang di Semarang atau dari pabrik. Dan ketika tumpukan kain gombal itu memenuhi ruangan, yang saya lakukan adalah mandi kain gombal, bobok dan guling-guling diantara kain-kain gombal, kayak Syahrini bobok di rerumputan. 😀
Gak sedikit barang-barang rumah yang dibuat dari kain gombal, seperti dompet, tas, tempat pinsil, iket rambut, celemek, lap westafel, selimut, gorden daaaaaaan banyak lagi. Bertambah deh nilai guna si kain gombal. Saking banyaknya, ibu suka membagi-bagikan jahitannya ke sanak saudara, bahkan tamu yang datang. Sepertinya jahitan ibu sudah melegenda di keluarga kami. Saya pun sampai sekarang masih pakai dompet buatan ibu. Waktu kuliah, saya hanya punya 1 selimut dan selimut itu buatan ibu. Di sisi luar terbuat dari kain perca, dan lapisan dalamnya dari kain flanel, sehingga terasa lembut dan hangat.
Walaupun saya tumbuh dengan jahitan ibu, tapi itu belum cukup untuk membuat saya menggeluti hobi yang sama dengan ibu. Rasa-rasanya menjahit bukan sesuatu yang Vanti banget. Saya masih ingat waktu pelajaran tata busana di SMP, bukannya serius menjahit malah kebanyakan becandanya, bahkan jadi ajang buat murid-murid ngerumpi sambil ngejahit..hahaha
Walaupun begitu, berkat tata busana, saya jadi bisa ngejahit celana yang robek, kancing yg putus, pokoknya menjahit yang sederhana bisa lah. Ilmu tusuk jelujur dan tusuk feston sampai sekarang masih inget dong.
Ketika masuk perguruan tinggi, saya mulai tertarik dengan pernak-pernik Flanel. Sambil iseng-iseng mengisi waktu luang, mulai deh pelan-pelan saya uji lagi kemampuan diri saya menjahit dengan kain flanel. Bak anak SD yang lagi buat prakarya, dengan asik saya membuat kalung, bros bunga, dan gantungan kunci dari kain flanel.
Sekarang, saya tertarik lagi dengan jahit-menjahit, belum telat buat mulai lagi. Sebagai permulaan saya mencoba menjahit selimut untuk Rayan, anak saya, dari kain perca, seperti selimut yang dulu ibu buatkan untuk saya. 🙂 Ini seperti membangkitkan memori lama ketika melihat ibu menjahit dengan mesin jahit antiknya.
Melihat saya antusias menjahit, membuat ibu juga semakin giat menjahit. Seolah-olah energinya bertambah. Saya sangat mengerti bagaimana ‘energi’ itu bekerja, adanya support dari orang terdekat tentu membuat seseorang semakin percaya diri dan berani dalam melakukan suatu hal, bahkan walau cuma dilakukan 2 orang. Seperti ada yang dapat dilakukan bersama-sama, saling support, se-visi, se-misi, se-hobi.
Dengan spirit yang udah kebentuk ini akhirnya saya, ibu dan abang ingin mencoba sesuatu yang dapat menghasilkan, sebagai permulaan kami akan membuat dompet. Kalau buat dompet pastinya ibu mah udah khatam, udah jago lah, sedangkan disini peran saya yang motong pola dan marketing, hehehe..
Akhirnya dengan percaya diri, bismillahirohmanirahim, kami lauching brand bernama ‘Jahitan Ibu’. 🙂
Semoga ibu panjang umur, sehat selalu, produktif dan bisa terus berkarya dengan jahitan-jahitannya. Amiiiiin.
Semoga ‘Jahitan Ibu’ bisa diterima oleh teman-teman dan masyarakat luas, bisa memberikan karya-karya yang apik dan berkulitas. Amiiiin.
Semoga saya sehat dan happy selalu 😀 supaya bisa mengelola ‘Jahitan Ibu’ dengan baik, jadi anak yang berbakti buat mama, ibu, suami dan keluarga. Amiiiiin.
Monggo mampir, follow dan like sosmed kami yaaah
IG : Jahitanibu
Leave a Reply