Kalau sebelumnya saya menulis artikel tentang ‘Suka Duka Mengajak Bayi Nonton di Bioskop’, kali ini saya akan berbagi pengalaman dan tips mengajak anak berusia 2 tahun ke atas (hingga kira-kira berusia 10 tahun) nonton film di bisokop.
Beda halnya dengan mengajak Bayi, mengajak anak berusia 2 tahun ke atas cenderung lebih merepotkan karena mereka cepat bosan, susah anteng, pinginnya jalan-jalan, cerewet dan lain sebagainya. Saya sendiri sudah mengalami itu, enakkan mengajak Rayan waktu bayi (setahun-an lah) ketimbang sekarang. hehehe.
Sekarang ini Rayan sudah berusia 2,5 tahun dan dia sangat pecicilan. Setelah beberapa film kami lalui dengan cukup aman sentosa, di film terakhir yang kami tonton (fim Coco), Rayan mulai nggak bisa diam, duduknya mulai nggak anteng, trus megang kursi depannya, waduuuh kan nggak enak kalau kena kepala orang yang duduk di depannya. Untung dibawain susu kotak dan cemilan, jadi bisa agak diam.
Memang sih film Coco ini berkesan banget buat Rayan, apalagi setelah dibelikan movie story book-nya. Ia jadi suka minta disetelin lagu-lagunya sambil bergaya pakai gitar. Bahkan ada adegan-adegan yang menjadi favoritnya karena setiap malam minta dibacain buku-nya. Impact-nya sih bagus, tapi dibalik itu terselip kerepotan orang tua sewaktu nonton film di bioskop, hehehe.
Ada juga anak lain yang reaksinya bikin risih, mungkin karena ini film anak-anak, jadi memancing reaksi seperti ketawa atau teriak excited. Toleransinya jadi lebih banyak. Tapi kan sebenarnya kita pingin anak bisa duduk anteng, kalau ketawa karena adegannya lucu nggak masalah, tapi bagian yang pecicilan itu loh. Mumet aku!!
Setelah itu, saya dan suami jadi pikir-pikir lagi mau ajak Rayan nonton di bioskop. Pingin sih ajak Rayan lagi, lagi pula impact setelah nonton film baik kok, tapi apa ya yang harus saya lakukan untuk membuatnya anteng?? Apalagi setelah beberapa waktu lalu teh Ninit Yunita, founder Komunitas The Urban Mama yang doyan lari, bikin riset kecil-kecilan tentang ‘Hal Ngeselin di Bioskop’. Dari 16 jawaban, peringkat ke-3 yang paling tinggi responnya adalah ANAK KECIL. TetTotTetTot (zoom in, zoom out)
Berikut hasil surveinya
Meskipun begitu, saya tetap ingin mengenalkan bioskop kepada Rayan. Bioskop bisa menjadi tempat yang ramah untuk anak, hanya saja sebagai orang tua kita perlu usaha untuk memberitahukan apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan di dalam bioskop.
Dalam event TUMMovieClub bertema ‘Etiquette for little ones in Theatres’ yang diadakan di Kopi Kotaku- Jakarta Selatan, Ninit Yunita mengatakan “Nonton film di bioskop bisa jadi opportunity bagi anak untuk mempelajari hal baru”. Anak-anak juga bisa tau serta menghargai film sebagai sebuah karya.
Setuju banget sama Teh Ninit, lalu apa saja yang orang tua harus lakukan sebelum mengajak anak nonton film di bioskop?? Ini dia…..
Pilih Film
Pertama, pilihlah film yang sesuai dengan umurnya, Semua Umur / General Audience (G) atau Bimbingan Orang Tua / Parental Guide (PG). Biasanya anak-anak akan lebih tertarik jika menonton film animasi / kartun. Penting juga untuk orang tua aware dengan kontennya karena ada juga film animasi yang scene-nya tidak cocok ditonton oleh anak. Oleh karenanya ketika menonton perlu didampingi orang tua.
Nonton Trailer dan Baca Sinopsis
Sebelum nonton film di bioskop, ada baiknya nonton trailer-nya terlebih dahulu untuk memastikan apakah anak masih tertarik untuk nonton film-nya di bioskop. Ceritakan juga sinopsis atau sedikit gambaran tentang filmnya.
Perhatikan Durasi Film
Namanya juga anak-anak, mereka cenderung gampang bosan atau tertarik hanya diawal saja, lalu mulai pecicilan. Lebih baik orang tua memberitahu diawal bahwa nonton film di bioskop dapat memakan waktu yang cukup lama dan selama itu pula harus tertib, juga tidak boleh mengganggu penonton lain. Hal ini berkaitan pula dengan etika*
Terangkan Apa yang Akan Terjadi dalam Teater
Selain menumbuhkan keingintahuannya seputar film dengan melihat cuplikan film dan membaca sinopsis, penting juga untuk orang tua menggambarkan situasi yang akan terjadi di dalam teater dan selama nonton. Contohnya, ruangan akan gelap seketika film dimulai, juga disertai suara soundsystem yang jauh lebih keras dibanding nonton TV di rumah.
Diharapkan anak-anak tidak terlalu kaget dan dapat menyesuaikan diri lebih cepat dengan keadaan dalam teater.
Jelaskan Apa yang Terjadi di Dalam Film Tidak Sepenuhnya Nyata.
Perlu dijaskan kepada anak tentang apa yang terjadi dalam layar adalah acting. Bahwa ‘Manusia yang bisa terbang seperti halnya Superman hanya ada dalam film’. Di dunia nyata tidak ada manusia yang bisa terbang tanpa menggunakan alat. Selain Superman yang tidak terbang secara real (melainkan menggunakan teknik editing yang canggih, visual effect dll), banyak pula tokoh-tokoh dalam film yang didandani dengan make up tingkat dewa, seperti Red queen dalam Alice in Wonderland atau Johnny Depp dengan macam-macam karakter yang diperankannya.
Menjelaskan Etika nonton film di Bioskop kepada anak*
Meskipun masih anak-anak, tapi mereka dapatmulai diberikan pemahaman tentang norma di lingkungannya, termasuk tentang aturan nonton film di bioskop. Sebaiknya orang tua dapat lebih tegas dalam menasihati anak. Ini juga melatih anak untuk mentaati peraturan. Nggak sedikit-sedikit minta dimaklumi, sedikit-sedikit minta ditoleransi.
Beberapa waktu lalu sempat viral kejadian yang kurang mengenakan yang dialami oleh Leony (mantan artis cilik) ketika ia sedang nonton film di bioskop. Leony pun curhat di Instastory-nya
Membawa anak memang mendatangkan privillage, seperti mendapatkan tempat duduk di Trans Jakarta, namun ini tidak bisa disamakan dengan menonton film di bioskop. Pada tempat-tempat tertentu memiliki aturan tersendiri.
Selain memikirkan kenyamanan orang lain, yang lebih penting adalah sebagai orang tua tugas kita mengajarkan etika ketika berada dalam situasi tertentu. Bahwa dalam hidup ini mereka akan banyak menemui peraturan, nilai dan norma dalam masyarakat yang mengharuskan kita dapat beradaptasi didalamnya.
Ketika berdiskusi bersama para Mama Komunitas The Urban Mama di ‘Etiquette for little ones in Theatres’, kami juga sepakat bahwa jika anak melakukan sesuatu yang membuat orang lain tidak nyaman sebaiknya langsung ditegur, jangan didiamkan. Jangan minta orang lain untuk memaklumi. Orang tua juga harus ‘walk the talk’, yaitu memberi contoh dengan melakukannya juga, seperti setelah menonton di bioskop sampahnya di buang pada tempat sampah yang disediakan di luar teater. Selain mencontohkan yang baik untuk anak-anak, kita juga bisa membantu petugas yang bertugas membersihkan ruangan teater karena film selanjutnya akan segera dimulai.
Akhir kata, mengutip dari salah satu peserta dalam event #TUMMovieClub ‘Etiquette for little ones in Theatres’, “Sebelum anak kita belajar untuk bermanfaat buat orang lain, setidaknya jangan buat mereka merugikan orang lain”.
Meskipun repot, nggak ada salahnya dicoba. Toh, pergi kemana pun kalau sama anak-anak memang akan lebih repot, bukan? Mengajak anak nonton di bioskop bisa memberikan pengalaman dan pemahaman baru tentang ‘nonton pertunjukan film bersama-sama di sebuah ruangan besar berundak-undak yang hampir gelap dengan layar dan suara yang besar pula’ atau kita sebut dengan BIOSKOP.
Selamat mengajak anak nonton film di bioskop ya buibu…..Semoga bisa pada tertib ya ๐
Leave a Reply