Baru pertama kali saya menonton film di bioskop yang hampir penontonnya se-bioskop pada nangis berjamaah, nangis-nya PD banget sampai terisak-isak. Saya termasuk yang ikutan nangis sih, habis nggak bisa dipungkiri film Surat Kecil Untuk Tuhan (SKUT) ini sedih dan mengharu-biru, tapi saya biasa main kalem, jadi nangisnya ditahan-tahan. ๐
Sinopsis
Surat Kecil Untuk Tuhan menceritakan kisah pilu dua kakak beradik yatim piatu bernama Angel (Izzati Khanza) dan Anton (Bima Azriel). Angel berumur 5 tahun, dan Anton berumur 9 tahun. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Angel dan Anton mendapat tindakan kekerasan dari pamannya yang pemabuk. Tak tahan dengan perilaku sang paman, Angel dan Anton memutuskan untuk melarikan diri.
Terlantar, tak tau mau kemana, Angel dan Anton terjebak dalam kehidupan anak jalanan yang keras dibawah asuhan om Rudy (Lukman Sardi). Om Rudy memanfaatkan anak-anak yang terlantar ini dengan menjadikan mereka pengemis jalanan. Tak jarang pula anak-anak ini mendapat tindak kekerasan dari om Rudy. Meskipun diperlakukan tidak selayaknya, tapi Angel dan Anton bertahan karena mereka dan anak-anak lainnya dijanjikan akan mendapatkan orang tua asuh jika tiba saatnya.
Hingga suatu hari Angel tertabrak mobil. Anton sangat bersedih, ia bersedia melakukan apa saja agar adiknya selamat. Bersamaan dengan peristiwa ini, Anton mendapatkan orang tua asuh, namun ia tidak ingin dipisahkan dari Angel. Om Rudy berjanji akan mengantarkan Angel pada Anton jika nanti Angel sudah pulih dan akan menanggung biaya rumah sakit.
Janji tinggal janji. Tak sekalipun om Rudy datang ke rumah sakit, tak ada pula yang bertanggung jawab atas perawatan Angel selama di rumah sakit. Ditinggalkannya Angel seorang diri. Peristiwa itulah yang memisahkan Angel dan Anton.
15 tahun berlalu, di Sydney, Australia. Berkat orangtua angkatnya yang baik, Angel (Bunga Citra Lestari) tumbuh menjadi perempuan yang baik, cantik dan cerdas. Berbeda jauh dengan kehidupannya dulu, Angel mendapatkan kehidupan yang layak bahkan ia berhasil mewujudkan impiannya menjadi pengacara. Ia bertemu dengan Martin (Joe Taslim), seorang dokter jantung, merasa memiliki kesamaan nilai dan prinsip hidup, mereka berencana untuk menikah.
Meskipun kini hidup Angel hampir sempurna, tapi ia terus dibayangi dengan masa lalu bersama kakaknya yang kelam. Angel tidak akan merasa tenang sebelum ia behasil menemukan Anton. Kepada Martin dan kedua orangtuanya, Angel beralasan ingin bekerja di Indonesia, di tanah kelahirannya. Tapi yang tak mereka tau adalah bahwa Angel ingin mencari Anton.
Bagaimanakah keadaan Anton setelah mereka terpisah 15 tahun? Bisakah Angel menemukan Anton?
No spoiler review
Sangat setuju kalau banyak orang mengatakan film ini hadir penuh dengan pesan-pesan sosial yang menggugah hati tentang kehidupan anak jalanan.
Patut ditonton (remaja dan orang dewasa), meskipun SKUT mengisahkan tentang anak-anak dan mendapat respon positif tapi agak ragu sih kalau ditonton olah anak-anak karena dalam film ini banyak adegan yang tidak layak ditonton oleh anak.
Dari awal saya tau kalau SKUT merupakan film drama yang mengharukan. Jadi saya berharap sesuatu yang lebih dari sekedar kesedihan kisah Angel-Anton, saya mengharapkan kejutan, contohnya dari kisah twist-nya atau pesan terselubung lainnya. Apalagi karena film ini mendapatkan tanggapan yang positif, jadi saya pun menaruh ekspektasi lebih.
Daaaan, selain air mata, film ini jelas memberikan kejutan yang saya harapkan itu.
Alurnya baik, maksudnya nggak berantakan dan membinggungkan. Meninggalkan rasa penasaran penonton hingga akhir film.
Karena film ini tentang anak jalanan, jadi mungkin kita ada kecenderungan menebak-nebak. Awalnya, saya pun menebak. Lucunya, dipertengahan film saya berhenti menebak-nebak jalan ceritanya dan membiarkan film ini mempengaruhi saya, membiarkan film ini memperlihatkan kisahnya pada saya. Perlahan-lahan kisah yang disembunyikan pun terkuak.
Karakter para pemain utamanya kuat. Setiap karakter (Angel, Anton, Om Rudy, Martin, Ningsih-Aura Kasih, Asep-Rifnu Wikana) membawa kisahnya sendiri dan bertemunya kisah meraka memperkuat kisah Angel-Anton secara keseluruhan.
Penasaran kaaaan??
Meskipun chemistry BCL dan Joe Taslim masih agak kurang, tapi tidak mengurangi keindahan film Surat Kecil Untuk Tuhan.
Lagu-lagunya baguuuss!!! Sangat mendukung scene-nya, makin menyentuh hati. That’s how backsound works.
Pelajaran
Bahwa kita kita punya banyaaak sekali alasan untuk bersyukur. ๐
Mungkin setelah nonton film ini kita akan terbayang-bayang betapa pilunya kisah Angel dan Anton dalam beberapa hari. Batin kita tergerak, meskipun kita merasa kalau belum bisa berbuat sesuatu, setidaknya kita tau, sehingga kita tak menghakimi anak-anak jalanan tanpa mengetahui peliknya kehidupan mereka.
Saya tak tega membayangkan apakah anak-anak jalanan yang sering kita lihat di lampu merah juga memiliki kehidupan sepeti Angel dan Anton? Semoga lebih baik. Setidaknya mereka harus sekolah dan bisa bersenang-senang dengan teman-teman meskipun hidup keras.
Semoga makin banyak orang baik di negeri ini, yang peduli dengan kehidupan anak jalanan, yang menyediakan wadah bagi anak-anak yang kurang beruntung untuk memperoleh kesempatan yang sama, yaitu hidup layak.
Untuk segala keindahan sekaligus kepiluan dalam menampilkan kehidupan anak Jalanan, film garapan Fajar Bustomi ini saya berikan nilai 9/10.
Selamat menonton…….sebelum filmnya menghilang dari bioskop :))
Leave a Reply