Tia Marty, I’m so into you right now…. maksudnya kagum gitu!!
Dari awal masuk group blogger perempuan saya tau kalau ada seorang blogger yang juga merangkap sebagai penulis novel fiksi dan scriptwriter, Mbak Tia Marty Al-Zahira. Setiap mendengar kata ‘penulis’ saya agak sensitif sekaligus excited. Sensitif karena itu cita-cita yang belum kesampaian, sejauh ini kesempatan saya menulis ya di blog, sesekali mengambil job content writing, tapi itu belum cukup mewakili cita-cita saya yang ingin menulis buku. Lalu saya mengambil kesimpulan bahwa sekali dalam hidup, saya harus menulis buku, hehe *kapan Van…kapan??? belajar gih sama mbak Tia Marty.
Nah, kalau excited-nya karena saya juga bangga kalau ada teman saya yang menulis buku, setidaknya mereka sudah mencicil mimpinya, sementara saya di rumah sibuk ngurus orog #ironi tapi saya bangga juga deng sebagai ibu, apalagi jadi ibu yang bisa nulis. Amiin soon to be. Ada 2 teman saya yang buku nya juga sudah saya review di blog, disini dan disini.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
― Pramoedya Ananta Toer
Oke, kembali lagi ke Mbak Tia Marty. Jadi, kenal dengan mbak Tia kembali mengingatkan saya akan mimpi-mimpi saya, mimpi-mimpi saya yang sudah diwujudkan oleh dia. 🙂 Menjadi penulis novel, blogger, scriptwriter, kurang apalagi coba?? dreams come true banget, pasti banyak hal yang sudah ia lewati untuk menjadi penulis profesional seperti sekarang ini. Istilahnya, jam terbangnya udah tinggi, cuy. Saya mah apa? apa kabar kamu van?? *sebelum minder berketerusan saya langsung saja yaa
Pertama, sebagai penulis.
Berawal dari menulis novel, beberapa diantaranya : Time in The Bottle dan Kalau Cinta Bilang Aja. Walaupun belum baca, tapi saya punya fav quote yang udah di rangkum sama mbak tia disini.
“Kepedulian akan menciptakan energi positif untuk kehidupan, untuk lebih berempati dan bergerak menuju seribu kebaikan.”
“Kunci kebahagiaan hidup adalah mensyukuri nikmat Tuhan…”
Tau banget menulis itu nggak mudah, jadi salut buat mereka yang sudah pernah melewatinya. Salut buat mbak Tia. 🙂
Kedua, Blogger.
Sekarang ini, menjadi blogger pun nggak bisa dianggap remeh. Blogger, Vlogger, Buzzer, you name it. Pokoknya di era digital ini kalau bisa memanfaatkan sosmed dengan baik, apalagi menjadi influencer dengan follower seabreg siap-siap aja dicari brand buat endorse sana sini. Kuncinya, tekun, kerja keras, rajin, komitmen, jangan lupa kualitas dan identitas karena kerjaan ini tipe kerjaan yang mulai dari nol, bahkan dari iseng-iseng, dari yang cuma hobi doang. *kecuali kalo beli follower. Nah lo!!
*jangan kayak saya ya, angot-angotan nulis, kadang saking idealis-nya suami sampe heran “mau jadi blogger kok semaunya”. Soalnya nggak semua kerjaan saya ambil, kadang saya menulis yang saya suka aja, nggak liat yang lagi trending topic. Sesekali kalau ada yang nawarin dan topiknya cocok boleh lah, biar ikutan nge-hits dan nggak ketelen bumi.
Mungkin sebagai blogger mbak Tia kurang utak atik blog-nya jadi agak sepi (kayak blog saya nggak sepi aja :)), tapi kiprahnya sebagai penulis novel dan scriptwriter membuatnya terangkat. Ini yang membuat saya semakin yakin setidaknya dalam hidup kudu sekali nulis buku biar mendukung saya sebagai unprofessional blogger, heehehe bukan semata-mata ingin dikenal (itu juga sih, hehe) tapi dorongan hati ingin mewujudkan cita-cita dan berkarya dari hati. Kalau masalah dikenal mah bonus.
Saya jadi teringat kata seorang ulama besar Imam Al Ghazali
“Kalau kau bukan anak raja, dan bukan anak seorang ulama besar, maka menulislah”.
Di blognya, Mbak Tia menuliskan tentang hobinya traveling dan review, nggak sedikit pula artikel tentang sebuah brand, ada yang endorse, ada juga yang kuis. Produktif sekalii kau mbak….
Ketiga, Scriptwriter.
Bukan hanya menulis novel fiksi dan nge-blog, mbak Tia juga terjun ke dunia pertelevisian loh, dunia yang katanya nggak pernah tidur selalu sibuk. Konon katanya orang yang kerja di televisi itu kudu kuat tekanan soalnya mereka dikejar deadline terus menerus, kejar tayang jadinya. Jadi, memungkinkan untuk menghabiskan waktunya di kantor, berangkat pagi-pagi buta, pulang tengah malam menjelang pagi lagi. Ya, nggak sih mbak?
Di dunia televisi mbak Tia bekerja sebagai scriptwriter. Penasaran apa saja karyanya?? Mbak Tia ini salah satu scriptwriter sitkom Kelas Internasional (Net TV), Bro & Bray (Trans Tv), Kos-Kosan Jogya dan Ftv : Dilema Remaja, dllllllll.
Keceeeh!!! Kebanyakan nulis serial komedi pula. Suka kagum sama penulis dibalik serial komedi, soalnya sense of humor terasah. Kalau penonton-nya aja dibuat tertawa apalagi orang terdekatnya, ya nggak sih? Tapi heran juga, menulis mulu apa nggak pusing mbak? hehehe. Mungkin karena menulis dari hati ya jadi nggak pernah bosan.
Makin kagum dan terinspirasi sama mbak Tia. Sepertinya dia tau banget gimana caranya menyalurkan apa isi di kepalanya. Tinggal milih mau disalurin ke cerita untuk novel selanjutnya, blog apa skenario sinetron. Saya juga nggak mau kalah, isi kepala saya juga banyak, tapi ngantri, macet ada sikomo lewat, pusssiiiiing. Saya berharap masih sempat menuliskannya, entah kapan, sebelum saya lupa dan tua. 🙂
Pingin rasanya ketemu mbak Tia langsung, pingin belajar nulis dan sharing. Ini beneran loh mbak, dari hati bukan basa-basi, hehe 🙂
Bagi yang mau lebih deket sama mbak Tia Marty sok atuh mampir di blog-nya http://www.tiamarty.com/ atau instagram-nya https://www.instagram.com/tiamartyalzahira/ 😀
Leave a Reply