X-Men Apocalypse : Antara Membingungkan dan Mencengangkan.

Dari sekian banyaknya film ber-genre superhero keluaran Marvel dan DC, favorit saya  tetap X-Men family 😀. Selain Ide cerita yang apik, kisah dibalik karakter masing-masing X-Men juga nggak kalah menarik (seperti kisah Wolverine yang bahkan menjadi spin off-nya X-Men).

Seneng aja melihat X-Men family beraksi, mereka sangat solid dibawah asuhan Prof.Charles Xavier/ Prof.X, seperti melihat kesetian dan bakti murid kepada seorang guru. 😀

Meskipun udah ngikutin serial film-nya dari dulu, tapi ini kali pertamanya saya me-review tentang X-Men. Menurut saya, episode X-Men kali ini (X-Men Apocalypse) sangat menarik untuk di-review, sekaligus menjadi kesempatan saya mensangkutpautkan dengan serial X-Men yang sebelum-sebelumnya, episode X-Men kali ini seperti lem / perekat yang  melengkapi serial X-Men yang belum sempat dijelaskan.

Denger-denger sih banyak orang berpendapat X-Men Apocalypse kurang begitu bagus atau membinggungkan bahkan Rotten Tomatoes memberikan score kurang baik, yakni sebanyak 48%. Ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan X-Men : Days of Future past yang diberikan score 91%, X-Men : First Class 86%, X-Men (2000) 81%, X2: X-Men United 86%, bahkan tidak lebih tinggi dari X-Men: The Last Stand sebanyak 58%.

Agak kaget juga sih karena bagi saya X-Men Apocalypse bagus, mungkin karena saya memang udah ngikutin film-nya dari awal, jadi X-Men Apocalyps ini memberikan pencerahan, hehe maksudnya setelah nonton ini malah semakin jelas, semakin terbongkar, ya gitu deh, seperti memberikan jawaban tersendiri atas cerita di X-Men yang belum terungkap.

Tapi nggak salah juga sih kalau ada orang yang berpendapat X-Men Apocalypse ini kurang bagus, apalagi bagi mereka yang tidak ngikutin episode X-Men. Berbeda dengan cerita Star Wars : The Force Awakens yang dapat dipahami oleh penonton awam tanpa harus menonton episode-nya dari awal, jika saya memposisikan diri sebagai penonton awam, bagi saya X-Men Apocalypse memang rada membinggungkan. Hal ini karena alur cerita yang loncat-loncat dan begitu banyak kisah yang ingin disampaikan. Sebelum me-review lebih dalam, Yuk, sinopsis dulu yuu…

Synopsis X-Men Apocalypse

X-Men-Apocalypse-posterKeputusan Mystique / Raven ( Jennifer Lawrence) melindungi presiden di akhir serial X-Men : Days Future Past membawa perdamaian antara Mutan dan Manusia. Keberadaan Mutan semakin diterima oleh manusia / masyarakat umum. Mystique pun dikenal sebagai pahlawan, dan tindakannya  menginspirasi mutan-mutan lainnya.

Sementara itu, di belahan dunia lain, di Mesir, Moira Mac Taggert (Rose Byrne) menyaksikan peristiwa bangkitnya mutan pertama di dunia, En Sabah Nur (Oscar Isaac). Walaupun prosesi pemindahan jiwa yang dilakukan di mesir berabad-abad tahun lalu tidak berjalan lancar namun En Sabah Nur berhasil terlindungi hingga sekelompok pengikut kembali membangkitkannya. Bangkit-nya En Sabah Nur rupanya dirasakan di berbagai belahan dunia, terlebih oleh Jean Grey (Sophie Turner). Salah satu murid Prof. Charles Xavier (James McAvoy) ini mengalami mimpi buruk tentang Apocalypse yang mengakibatkan lingkungan sekitarnya berguncang dan membuat khawatir seluruh murid. Jean Grey merasakan ada kekuatan luar biasa yang dapat menyebabkan dunia musnah.

Dengan kekuatannya yang luar biasa, En Sabah Nur kembali ingin menguasai dunia. Bersama 4 mutan yang ia recruit atau disebut The Four Horsemen, yang terdiri dari  Storm (Alexandra Shipp ), Psylocke (Olivia Munn) , Angel (Ben Hardy), dan Magneto (Michael Fassbender), En Sabah Nur menjadi semakin tak tertandingi dan jika En Sabah Nur berhasil menguasai dunia maka dunia yang ditinggali umat manusia akan berada di ambang kehancuran / Apocalypse / Kiamat.

The Four Hoseman
The Four Hoseman
REVIEW X-Men Apocalypse

Meskipun major issue dalam X-Men Apocalypse adalah bangkitnya En Sabah Nur ke dunia masa kini, namun rasanya banyak kisah yang ingin ditampilkan oleh sang writer.  Mungkin ini membuat penonton binggung dengan alur cerita X-Men Apocalypse yang terkesan loncat-loncat dan kurang fokus pada karakter tertentu. Namun, jika bersabar, diakhir cerita akan semakin jelas bagaimana kisah-kisah minor ini bermuara.

Dari beberapa kisah minor yang ditampilkan, ada beberapa yang menyatu dengan cerita major namun ada juga pula yang tidak ada sangkut pautnya, hanya sebagai penyambung dengan episode X-Men sebelum dan setelahnya. Berikut beberapa kisah minor yang ditampilkan :

  1. Diceritakan asal mula Jean Grey, Cyclops/ Scott Summer (Tye Sheridan) dan Storm / Ororo Munroe menjadi murid Prof. Xavier. Di scene awal, berabad-abad setelah kejadian di Lembah Sungai Nil, Scott Summer / Cyclops mulai memperoleh kekuatannya. Sang kakak, Havoc/ Alex Summer (Lucas Till) membawanya ke sekolah Xavier. Scott bertemu dengan Jean Grey yang sudah lebih dulu menjadi murid Prof. X. Sedangkan Storm, sebelum menjadi murid Prof. Xavier adalah seorang anak jalanan yang di-recruit oleh En Sabah Nur menjadi salah satu The Four Horsemen .

    cyclops - storm - jean. Kadang suka merasa klo cyclops sama abang mirip, hahaha, poninya kali ya
    cyclops – storm – jean. Kadang suka merasa klo cyclops sama abang mirip, hahaha, poninya kali ya
  2. Adu mutan antara Angel dan Nightcrawler (Kodi Smit-McPhee), kemudian adegan Mystique menyelamatkan Nightcrawler dan membawanya ke sekolah Prof.X. Diceritakan, meskipun penampilannya bak ibis namun Nightcrawler sangat baik dan juga religius. 🙂
  3. Magneto yang bekerja di pertambangan Polandia, mengecap kehidupan layaknya manusia biasa. Ia juga memiliki istri dan anak. Rupanya bukan tanpa alasan kalau Erik / Magneto menjadi keras sekeras batu. Aksi spontan menyelamatkan salah seorang pekerja dengan menggunakan kekuatannya malah berujung pada kematian anak dan Istrinya. Pelik memang, saya saja waktu nonton rasanya pingin men-skip scene Erik yang malang, hatinya yang mulai melunak terhadap manusia menjadi keras kembali, ia semakin punya alasan untuk membenci manusia. Kehancuran hati Erik dimanfaatkan oleh En Sabah Nur agar ia mau menjadi bagian dari The Four Horsemen dan sama-sama menguasai dunia juga manusia.

    Erik Lehnsherr / Magneto
    Erik Lehnsherr / Magneto
  4. CLBK Professor Charles Xavier dengan Moira Mac Taggert. Scene ini menunjukan bahwa orang jenius yang punya banyak kepentingan pun bisa kikuk alias salting (salah tingkah) di depan orang yang ia suka. Sweet Human Nature. 🙂

    Prof. Xavier and Moira
    Prof. Xavier and Moira
  5. Reuninya X-Men First Class. Hank / Beast, Mystique , dan Havoc. Hank (Nicholas Hoult) masih kece dengan kesan nerd but wise and loyal, kadang saya berfikir Xavier beruntung punya murid se-setia Hank, jenius pula, penemuan-penemuan Hank sangat berkontribusi bagi sekolah Xavier dan X-Men tentunya. Mungkin kalau tidak ada Hank, kita hanya akan menyaksikan pertarungan atau drama sekelompok mutan dengan kelebihannya saja, no technology.

    Moira - Hank -Alex- Raven
    Moira – Hank -Alex- Raven

Mystique, ah Raven…entah kenapa pesona Katniss Everdeen sangat melekat pada Jennifer Lawrence, bahkan saat memerankan karakter Mystique pun yang saya ingat adalah Katniss Everdeen, Mystique dan Katniss memiliki kharisma yang mirip, contohnya saja wataknya yang keras kepala, less dependent, seorang warrior namun cinta keluarga dan sahabat.

Katniss Everdeen as Raven, eh Jennifer lawrence deng :D
Katniss Everdeen as Raven, eh Jennifer lawrence deng 😀

Dan Havoc, saat pertama kali melihat Cyclops di X-Men (2000), kemudian nonton X-Men First Class, saya pikir Havoc dan Cyclops adalah orang yang sama, seraya saya berasumsi sendiri bahwa X-Men (2000) adalah kelanjutan dari X-Men : First Class. Hanya saja kalau Havoc memancarkan kekuatannya melalui dadanya, sedangkan Cyclops melalui matanya, tapi ternyata Havoc dan Cyclops adalah kakak beradik. Hal ini terjawab di X-Men Apocalypse, juga kemana perginya Havoc, kenapa di X-Men trilogy tidak ada Havoc. Sayang sekali, ternyata karakter Havoc di matikan di episode X-Men Apocalypse. Bye, Havoc.

  1. Another smiley scene of Quicksilver (Evan Peters). Sepertinya penonton belum bosan dihibur dengan aksi slow unslow motion-nya Quicksilver/ Peter Maximoff, adegan tegang sekalipun dibuat menjadi lebih santai,menghibur dan possible. Apa aja yang impossible manjadi possible jika dilakukan dengan kecepatan tingkat Maximoff. Setelah sebelumnya di X-Men : Days Future Past telah merebut perhatian penonton bahkan mendapatkan penghargaan, kini adegan tersebut kembali ditampilkan dengan lebih menarik.

    Quicksilver / Peter Maximoff
    Quicksilver / Peter Maximoff
  2. Munculnya karakter baru seperti Psylocke yang sekilas seperti Hannah Al Rasyid, setuju gak?? 😀 Walaupun gak banyak dialog namun penampilan psylocke cukup berkesan, bukan karena kostumnya yang sensasional , tapi karena perannya sebagai salah satu The four Horseman-nya Apocalypse.
  3. Muncul pula musuh bebuyutan para mutan, terutama Wolverine, Styriker (Josh Helman) yang menculik para mutan kemudian dibawa ke markasnya, juga merupakan tempat dimana Wolverine dikurung dan dijadikan weapon.
  4. Scene Hugh Jackman sebagai Wolverine. Meskipun menjadi cameo namun scene ini cukup menjawab pertanyaan (setelah Days Future Past) kapan cakar Wolverine berubah menjadi metal, hehe. Pertemuan singkat dengan Jean Grey dan Cyclops muda, secara Logan / Wolverine cinta terlarangnya Jean Grey, hahaha. Trus setelah Jean Grey nolongin Wolverine, si Cyclops pake bilang “I hope that’s the last we’d seen of that guy”, baper-nya udah dari first sight banget si Cyclops, hahaha. Ketika peran Jean Grey, Cyclops, Storm, Nightcrawler bisa tergantikan, sebaliknya peran Hugh Jackman as Wolverine is irreplaceable kayak lagunya Beyonce. Kikikiki.

    hugh jackman as wolverine / Logan
    hugh jackman as wolverine / Logan
  5. Jean Grey as Phoenix. Atas permintaan Prof. Xavier yang tak berdaya melawan Apocalypse, Jean Grey muda muncul sebagai kuda hitam yang tak terkalahkan. Bukan diluar dugaan juga sih kalau Jean Grey memiliki kekuatan yang luar biasa, pada X-Men: The Last Stand diceritakan Jean Grey menjelma menjadi The Dark Phoenix yang terkuat sekaligus mengendalikan kesadaran Jean Grey sebagai manusia. Jean Grey sebagai Phoenix sangat menarik menjadi pembahasan tersendiri.

Menurut pemahaman saya, dengan memunculkan Phoenix dalam diri Jean Grey, ia dapat menjadi yang terkuat, tak terkalahkan, namun salah-salah bisa membawa energi jahat yang memusnahkan.

The young version of Jean Grey
The young version of Jean Grey

Gimana? Makin binggung apa makin tertarik? Ini belum masuk ke X-Men Apocalypse-nya sendiri loh, baru kisah minor-nya. Hahaha…

Kok saya beranggapan bahwa isu lain yang diangkat X-Men Apocalypse adalah tentang False God ya…Terlebih ketika ada sindiran bahwa manusia sangat mengandalkan alat, terlalu mengagung-agungkan duniawi, sehingga ketika semua diambil, manusia menjadi jiwa-jiwa yang hilang arah. Berat-berat, tapi gimana menurut kalian?

Diluar dari isu itu, karakter En Sabah Nur sangat mengintimidasi, tanpa celah apalagi balutan kostumnya yang mirip tempurung kura-kura, memberikan kesan sedikit gerak namun tetap terlindungi dari mara bahaya. Nyeremin banget muka-nya. Ia dapat melakukan apapun yang ia mau hanya dengan menatapya dan sedikit gimmick.

 En Sabah Nur / Apocalypse
En Sabah Nur / Apocalypse

Scene pertama En Sabah Nur mencoba untuk connect dengan Prof. Xavier diakhiri dengan hancurnya Celebro dan kematian Havoc. Kedua kalinya ia mencoba untuk connect menjadi adegan yang sangat menegangkan antara En Sabah Nur dengan Prof. Xavier dan Jean Grey, sedangkan di dunia nyata terjadi pertarungan sengit antara En Sabah Nur dengan murid-muridnya bahkan Magneto dan Storm berpindah kubu ikut melawan En Sabah Nur.

X-Men Apocalypse memberikan tampilan action, drama dan efek-efek yang sangat keren, membuat penontonnya ikut gigit jari dan geregetan akan pertarungan mereka.

Sedikit saran, bagi saya ada 2 cara menonton X-Men :

  1. Berdasarkan Urutan rentan waktu: First Class, Days Future Past, X-Men Apocalyps, Trilogy X-Men
  2. Berdasarkan Cerita : First Class, Trilogy X-Men, Days Future Past X-Men Apocalyps.

Namun, konon katanya setelah X-Men Apocalypse, masih ada 2 episode X-Men lagi yang akan tayang. Nah, setelah itu apa akan berubah lagi cara menontonnya atau mungkin kalian punya cara sendiri menonton X-Men? Bisa jadi. Monggo boleh di share…

X-Men Apocalypse memang mencengangkan, namun harus saya akui bahwa dari segi kerapihan alur dan kejelasan cerita masih dimenangkan oleh X-Men: Days Future Past. Tapi untuk kalian yang ingin lebih dekat dengan X-Men, wajib hukumnya nonton X-Men Apocalypse.

Akhir kata, untuk X-Men Apocalypse saya berikan score 4/5.

Selamat menonton!!!

 

 


Comments

10 responses to “X-Men Apocalypse : Antara Membingungkan dan Mencengangkan.”

  1. Wah, saya udah nonton juga ini mbak, kalo nggak nonton film sebelumnya kayaknya nggak bakalan mudeng deh.

    1. Alurnya agak loncat2an, kayaknya klo yg baru mau coba nntn xmen, kudu nonton maraton serialnya dulu

  2. menurut saya sih, Mbak, X-Men Apocalypse ini berantakan banget… lebih semrawut dari hidup saya malah, hahaha. Kayak kebanyakan karakter dan kebanyakan unsur, jadinya malah nggak ada yang terbahas dengan baik.

    oh iya, ini kunjungan perdana saya. salam kenal 😀
    mungkin jika tidak keberatan, bisa berkunjung juga ke blog saya. terima kasih 😀

    1. Weleeeh…setujuuuu banyak kisah yg mau ditampilkan, kurang fokus, tp sebenernya bagus

  3. terlalu banyak efek mungkin.. wah banget jadi gak fokus .
    kunjungan perdana nih 😉

    1. Terlalu banyak karakter n kisahnya jadi kurang fokus..haii nanangri 🙂

  4. Saya termasuk pecinta film x-men. menurut saya x-men apocalypse emang keren banget. 🙂

  5. saya paling suka sama karakter quicksilver..suka aja sama kekuatannya hhehe

    1. Klo saya yg mana yaa.. Jean kali ya, bisa gerakin barang dr jauh *ketaun malesnya hahaha Hank juga suka 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *